Beberapa hari terakhir ini medsos dan televisi di hebohkan dengan berita
guru spiritual, baik itu yang menimpa public figur mapun yang terbaru menimpa
kalangan orang berpendidikan tinggi seperti yang terjadi pada salah satu
anggota DPR RI.
ada sebuah qa'idah fiqh dalam kitab Asybah Wan Nazo'ir, yang berbunyi:
لا عبرة بالظن البين خطؤه
"Sebuah praduga atau prasangka belaka, itu tidaklah bisa diperhitungkan bila sudah jelas atau nyata kesalahannya"
Biasanya dalam kitab kitab tersebut dicontohkan sebagai berikut:
Seseorang yang menduga waktu berbuka puasa telah sampai karena awan mendung dan hari seolah-olah gelap, lalu kemudian dia berbuka puasa, ternyata kemudian dia tersalah dalam perkiraan, ternyata waktu berbuka puasa masih belum sampai(masih 1 jam lagi baru magrib).
maka puasanya hari itu dianggap batal, wajib nanti dia mengqodha apabila lewat ramadhan.
Diantara cabang qa'idah ini dalam ilmu Tasawuf:
misalnya ada seorang guru spiritual (yang disangka oleh murid-muridnya bahwa dia itu wali, dan kebal hukum fiqh karena dalam Ilmu Tasawuf sangat dilarang melakukan i'tirodh kepada guru spiritualnya) dalam perjalanannya murid-murid yang berguru dengan orang tersebut, banyak diantara murid-murid yang melihat banyaknya kejanggalan, misalnya sang guru ini memakai narkoba, sang guru meremas-remas susu perempuan yang bukan istrinya, bahkan tak jarang menghamili muridnya, dan perbuatan haram lainnya.
Lalu kemudian ada salah satu muridnya sebut saja Tampirai (yang ta'at dan tetap berpegang teguh dengan guru spiritual tadi) Tampirai menafsirkan secara prasangka (praduga).
Kata Tampirai: oohhh... mungkin guruku itu memakan narkoba karena untuk supaya cepat wasil kepada Allah, adapun meremas-remas susu mungkin supaya dosa perempuan yang diremasnya langsung di ampuni Tuhan, adapun memperkosa muridnya supaya membersihkan dosa seluruh badan murid perempuan itu.
Kaitannya dengan qa'idah diatas adalah:
(Tampirai ini kan hanya menduga-duga, menyangka-nyangka, berkira-kira saja) dalam keadaan kesalahan yang dilakukan guru spritualnya tadi, jelas dan nyata salahnya menurut syari'at.
dalam hal ini diperkuat lagi dengan diamnya sang guru tanpa memberi komentar apa-apa tentang apa saja yang sudah dperbuatnya.
silahkan cari saja dipenjuru dunia manapun gak ada guru spritual (Wali Allah) yang punya murid dan memimpin muridnya untuk wasil kepada Allah dalam keadaan dia melanggar syari'at fiqh, gak ada dan tidak akan pernah ada.
Andainya dia memang melanggar syari'at maka dia akan secepatnya menjelaskan hikmah yang terkandung didalamnya kepada muridnya kenapa dia sempat melakukan hal tersebut
(sebagaimana kisah nabi Musa dan nabi Khidir. Sang guru spritualnya jelas melanggar syariat, yaitu dengan menghancur badan kapal, membunuh anak anak, tetapi di akhirnya itu sang guru menerangkan hakikat yang dperbuatnya itu. tidak diam tanpa memberi komentar apapun, jbila diam tak ada komentar apapun maka mungkin saja sang murid akan berkepanjangan melakukan i'tirodh.
Intisarinya hati-hati memilih guru spiritual, liati dulu orangnya, siapa gurunya, siapa guru dari gurunya, mu'tabarkah orangnya ini?...
Jika menemukan disebuah kampung mengaku Murobbi Mursyid, mengaku guru spritual, tapi gurunya tidak jelas, bergurunya tidak jelas, sanad ilmunya tidak jelas, hati-hatilah wahai saudaraku.
Syekh Yasin Alfadani
Mencari Guru Spiritual Islam
Ilmu Tasawuf
Pengertian Tasawuf
ada sebuah qa'idah fiqh dalam kitab Asybah Wan Nazo'ir, yang berbunyi:
لا عبرة بالظن البين خطؤه
"Sebuah praduga atau prasangka belaka, itu tidaklah bisa diperhitungkan bila sudah jelas atau nyata kesalahannya"
Biasanya dalam kitab kitab tersebut dicontohkan sebagai berikut:
Seseorang yang menduga waktu berbuka puasa telah sampai karena awan mendung dan hari seolah-olah gelap, lalu kemudian dia berbuka puasa, ternyata kemudian dia tersalah dalam perkiraan, ternyata waktu berbuka puasa masih belum sampai(masih 1 jam lagi baru magrib).
maka puasanya hari itu dianggap batal, wajib nanti dia mengqodha apabila lewat ramadhan.
Diantara cabang qa'idah ini dalam ilmu Tasawuf:
misalnya ada seorang guru spiritual (yang disangka oleh murid-muridnya bahwa dia itu wali, dan kebal hukum fiqh karena dalam Ilmu Tasawuf sangat dilarang melakukan i'tirodh kepada guru spiritualnya) dalam perjalanannya murid-murid yang berguru dengan orang tersebut, banyak diantara murid-murid yang melihat banyaknya kejanggalan, misalnya sang guru ini memakai narkoba, sang guru meremas-remas susu perempuan yang bukan istrinya, bahkan tak jarang menghamili muridnya, dan perbuatan haram lainnya.
Lalu kemudian ada salah satu muridnya sebut saja Tampirai (yang ta'at dan tetap berpegang teguh dengan guru spiritual tadi) Tampirai menafsirkan secara prasangka (praduga).
Kata Tampirai: oohhh... mungkin guruku itu memakan narkoba karena untuk supaya cepat wasil kepada Allah, adapun meremas-remas susu mungkin supaya dosa perempuan yang diremasnya langsung di ampuni Tuhan, adapun memperkosa muridnya supaya membersihkan dosa seluruh badan murid perempuan itu.
Kaitannya dengan qa'idah diatas adalah:
(Tampirai ini kan hanya menduga-duga, menyangka-nyangka, berkira-kira saja) dalam keadaan kesalahan yang dilakukan guru spritualnya tadi, jelas dan nyata salahnya menurut syari'at.
dalam hal ini diperkuat lagi dengan diamnya sang guru tanpa memberi komentar apa-apa tentang apa saja yang sudah dperbuatnya.
silahkan cari saja dipenjuru dunia manapun gak ada guru spritual (Wali Allah) yang punya murid dan memimpin muridnya untuk wasil kepada Allah dalam keadaan dia melanggar syari'at fiqh, gak ada dan tidak akan pernah ada.
Andainya dia memang melanggar syari'at maka dia akan secepatnya menjelaskan hikmah yang terkandung didalamnya kepada muridnya kenapa dia sempat melakukan hal tersebut
(sebagaimana kisah nabi Musa dan nabi Khidir. Sang guru spritualnya jelas melanggar syariat, yaitu dengan menghancur badan kapal, membunuh anak anak, tetapi di akhirnya itu sang guru menerangkan hakikat yang dperbuatnya itu. tidak diam tanpa memberi komentar apapun, jbila diam tak ada komentar apapun maka mungkin saja sang murid akan berkepanjangan melakukan i'tirodh.
Intisarinya hati-hati memilih guru spiritual, liati dulu orangnya, siapa gurunya, siapa guru dari gurunya, mu'tabarkah orangnya ini?...
Jika menemukan disebuah kampung mengaku Murobbi Mursyid, mengaku guru spritual, tapi gurunya tidak jelas, bergurunya tidak jelas, sanad ilmunya tidak jelas, hati-hatilah wahai saudaraku.
والله اعلم بالصواب
Tags:Syekh Yasin Alfadani
Mencari Guru Spiritual Islam
Ilmu Tasawuf
Pengertian Tasawuf
0 komentar:
Post a Comment
Dilarang Keras Berkomentar Yang Menyebabkan Terjadinya Gesekan Sesama Ummat Muslim Maupun Non Muslim.
Bijaklah Dalam Berkomentar Dan Selalu Utamakan Ukhuah.
Terima Kasih